Macam-macam norma beserta
penjelasannya:
1. Norma Kesusilaan
Norma
kesusilaan adalah peraturan hidup yang bersumber dari hati nurani manusia.
Norma ini menentukan mana yang baik dan mana yang buruk.
Norma kesusilaan mendorong manusia
untuk berbuat baik serta mencegah manusia untuk melakukan perbuatan yang buruk
karena bertentangan dengan hati nurani manusia yang normal. Dalam norma
kesusilaan biasanya pemberian sanksi bersifat tidak tegas. Bentuk sanksi norma
kesusilaan lebih banyak pada rasa malu, rasa bersalah, penyesalan atas pelanggaran.
Contoh
Norma Kesusilaan
·
Jujur pada orang lain
·
Berbuat baik pada sesama
·
Jangan mencuri hak milik orang lain
·
Berlaku adil pada semua orang
2. Norma Kesopanan
Norma
kesopanan adalah ketentuan hidup yang bersumber dari pergaulan masyarakat.
Norma ini didasari oleh beberapa hal diantaranya yaitu kebiasaan,
kepatutan, kepantasan yang berlaku dalam masyarakat.
Norma kesopanan juga disebut norma
sopan santun, tata krama, atau adat istiadat. Norma sopan santun yang khas dan
aktual akan berbeda antara masyarakat satu dengan yang lainnya. Sanksi yang didapat ketika melanggar norma sopan santun ini
bisa berupa celaan dari sesama, celaan tersebut berwujud kata-kata, pandangan
rendah orang disekeliling, sikap kebencian, dijauhi di pergaulan, sehingga
menimbulkan rasa hina, malu, dikucilkan yang mengakibatkan penderitaan batin.
Contoh
Norma Kesopanan
- Yang
muda harus menghormati yang lebih tua usianya.
- Berangkat
ke sekolah harus berpamitan dengan orang tua terlebih dahulu.
- Memakai
pakaian yang pantas dan rapi dalam mengikuti pelajaran di sekolah.
- Janganlah
meludah di dalam kelas.
3. Norma Agama
Norma
agama adalah ketentuan hidup yang bersumber dari Tuhan Yang Maha Esa. Isinya
berupa perintah-perintah, ajaran, dan larangan.
Norma
agama berasal dari wahyu Tuhan dan mempunyai nilai yang fundamental yang
mewarnai macam-macam norma yang lain, seperti norma kesopanan, norma susila,
dan norma hukum. Sanksi yang didapatkan ketika
melakukan pelanggaran norma agama yaitu sanksi oleh Tuhan kelak di akhirat,
yaitu berupa siksa neraka.
Contoh Norma Agama
·
Jangan mencuri
·
Jangan berzina
·
Jangan membunuh
·
Jangan berbuat jahat dan kasar pada
orang lain
·
Melakukan perintah yang tertulis
dalam kitab suci
·
Melakukan peribadatan sesuai dengan
kepercayaan
4. Norma Hukum
Norma
hukum adalah ketentuan yang dibuat oleh pejabat yang berwenang yang memiliki
sifat memaksa untuk melindungi kepentingan manusia dalam pergaulan hidup di
masyarakat dan mengatur tata tertib kehidupan bermasyarakat.
Sanksi yang
diberikan kepada pelanggar norma hukum sifatnya tegas, memaksa, mengikat terhadap
semua orang. Misalnya hukuman penjara/ tahanan, denda, bahkan hukuman mati.
Contoh Norma Hukum
·
Kewajiban membayar pajak
·
Dilarang mencuri, merampok, dan
korupsi
·
Dilarang melakukan tindak
kekerasan/ membunuh
·
Kendaraan umum harus melalui rute
khusus
·
Semua pengendara wajib
memperhatikan dan mengikuti rambu lalu lintas
5. Norma Kebiasaan
Norma kebiasaan
merupakan aturan sosial yang terbentuk secara sadar atau tidak sadar dimana
terdapat petunjuk perilaku secara terus menerus yang akhirnya menjadi
kebiasaan.
Sanksi yang
diberikan kepada pelanggar norma kebiasaan ini biasanya berupa kritikan,
cemoohan, bahkan dikucilkan dari masyarakat.
Contoh Norma Kebiasaan
·
Mandi teratur setiap hari
·
Menggosok gigi setiap hari agar
nafas segar
·
Membaca doa sebelum makan dan tidur
·
Membelikan oleh-oleh pada orang tua
atau kerabat
·
Memberikan tip kepada pelayan
Macam-Macam Etika
Secara umum, etika adalah suatu aturan atau norma yang digunakan sebagai pedoman
seseorang dalam bertingkah laku. Penggunaan norma ini sangat berkaitan dengan
sifat baik dan sifat buruk yang terdapat di masyarakat.
Etika terbagi menjadi
beberapa macam. Berikut ini adalah macam-macam etika yang wajib diketahui.
1. Etika Deskriptif
Etika
Deskriptif merupakan jenis etika yang berupaya melihat sikap
dan perilaku manusia serta apa yang ia kejar dalam kehidupan ini sebagai hal
yang memiliki nilai. Upaya melihat sikap dan perilaku tersebut dilakukan dengan
kritis dan rasional. Etika jenis ini menjadikan fakta sebagai suatu dasar untuk
pengambilan keputusan mengenai sikap dan perilaku yang hendak diambil.
2. Etika Normatif
Etika
Normatif adalah jenis etika yang berupaya menetapkan beragam
sikap dan perilaku ideal yang semestinya dimiliki oleh setiap orang dalam
kehidupan ini. Etika jenis ini memberikan penilaian dan juga memberikan
norma sebagai kerangka dan dasar perilaku manusia yang hendak diputuskan.
Selain
pembagian etika di atas, secara umum etika juga masih dibagi lagi menjadi dua
bagian, yaitu etika umum dan etika khusus. Berikut penjelasannya.
1. Etika Umum
Etika
jenis ini berhubungan dengan keadaan dasar tentang tindakan manusia secara
etis. Selain itu, juga berkaitan dengan bagaimana manusia mengambil suatu
keputusan etis tersebut dan juga teori-teori dalam etika serta
prinsip moral dasar yang dijadikan pegangan oleh manusia dalam berbuat.
Sehingga, adanya etika di sini menjadi tolak ukur atas baik buruknya suatu
tindakan.
2. Etika Khusus
Sedangkan
untuk etika khusus di sini merupakan suatu penerapan dari prinsip moral di
dalam kehidupan manusia secara khusus. Misalnya, bagaimana seseorang mengambil
suatu keputusan dan bertindak dalam kehidupannya. Selain itu juga menentukan
kegiatan khusus yang mesti dilakukan dengan prinsip moral dasar yang ada.
Etika
khusus di atas kemudian masih dibagi lagi menjadi dua bagian, yaitu etika
individual dan etika sosial. Berikut penjelasannya.
1.
Etika
Individual merupakan etika yang
berkaitan dengan kewajiban dan sikap dari manusia terhadap diri mereka sendiri.
2.
Etika
Sosial merupakan etika yang
berhubungan dengan kewajiban, sikap dan juga perilaku manusia sebagai umat
manusia.
Contoh Etika
Di
dalam kehidupan sehari-hari, ada banyak contoh etika yang
bisa dijadikan pembelajaran. Contoh-contoh tersebut adalah hal yang sangat umum
dan menjadi kebiasaan di tengah kehidupan bermasyarakat. Berikut beberapa di
antaranya.
1.
Mengucap salam saat bertamu ke rumah orang lain
Contoh
etika yang pertama adalah mengucapkan salam saat bertamu. Etika ini sudah
diajarkan sejak dahulu hingga sekarang. Sehingga, seseorang yang tidak mengucap
salam saat bertamu akan dianggap tidak memiliki etika.
2.
Mencium tangan kedua orang tua ketika akan beraktivitas
Selain
mengucapkan salam saat bertamu, ada juga contoh etika lain yaitu mencium tangan
kedua orang tua ketika hendak melakukan kegiatan. Tidak hanya dipraktikkan oleh
seorang anak yang masih sekolah, namun juga oleh seseorang yang akan berangkat bekerja.
3.
Membuang sampah di tempat sampah
Contoh
selanjutnya adalah membuang sampah pada tempatnya. Etika ini sudah diajarkan
sejak dahulu hingga sekarang. Namun hingga hari ini masih banyak anak yang
melanggar etika dengan membuang sampah sembarangan.
4.
Memohon maaf ketika melakukan kesalahan
Ada
juga contoh etika yang lain, yaitu meminta maaf ketika melakukan suatu
kesalahan. Etika ini sangat penting terlebih dalam rangka meningkatkan
perdamaian. Namun, harus diakui juga bahwa masih ada orang yang enggan meminta
maaf saat melakukan kesalahan. Hal itu disebabkan karena ego seseorang yang
lebih tinggi.
Dengan
semua keterangan yang sudah dijelaskan secara lengkap di atas, maka dapat
ditarik sebuah kesimpulan. Etika merupakan sesuatu hal yang berkaitan erat
dengan kehidupan sehari-hari manusia. Etika membantu menstabilkan pola tingkah
laku manusia di masyarakat. Dengan pengalaman etika yang
tepat, maka masyarakat akan semakin tentram dan sejahtera.
Prinsip Etika Bisnis
1.
Prinsip
Otonomi
Otonomi merupakan sikap dan
kemampuan manusia untuk mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan kesadaran
sendiri tentang apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan. Seseorang dikatakan
memiliki prinsip otonomi dalam berbisnis jika ia sadar sepenuhnya akan
kewajibannya dalam dunia bisnis. Ia tahu mengenai bidang kegiatannya, situasi
yang dihadapinya, tuntutan dan aturan yang berlaku bagi bidang kegiatannya. Ia
sadar dan tahu akan keputusan dan tindakan yang akan diambilnya serta risiko
atau akibat yang akan timbul baik bagi dirinya dan perusahaannya maupun bagi
pihak lain.
2.
Prinsip
Kejujuran
Dalam kenyataannya, kegiatan bisnis tidak akan bisa
bertahan dan berhasil kalau tidak didasarkan pada prinsip kejujuran.
Sesungguhnya para pelaku bisnis modern sadar dan mengakui bahwa memang
kejujuran dalam berbisnis adalah kunci keberhasilannya, termasuk untuk bertahan
dalam jangka panjang, dalam suasana bisnis yang penuh dengan persaingan. Kejujuran
ini sangat penting artinya bagi kepentingan masingmasing pihak dan selanjutnya
sangat menentukan hubungan dan kelangsungan bisnis masing-masing pihak. Apabila
salah satu pihak berlaku curang, maka pihak yang dirugikan untuk waktu yang
akan datang tidak akan lagi bersedia menjalin hubungan bisnis dengan pihak yang
berbuat curang tersebut.
3.
Prinsip Keadilan
Prinsip keadilan menuntut agar setiap orang
diperlakukan secara sama sesuai dengan aturan yang adil dan sesuai dengan
kriteria yang rasional, obyektif dan dapat dipertanggung jawabkan. Demikian
pula prinsip keadilan menuntut agar setiap orang dalam kegiatan bisnis entah
dalam relasi eksternal perusahaan maupun relasi internal perusahaan perlu
diperlakukan secara sama sesuai dengan haknya masing-masing. Keadilan menuntut
agar tidak ada pihak yang dirugikan hak dan kepentingannya.
4.
Prinsip Saling
Menguntungkan
Prinsip ini menuntut agar bisnis
dijalankan sedemikian rupa sehingga menguntungkan semua pihak. Jadi kalau
prinsip keadilan menuntut agar tidak boleh ada pihak yang dirugikan hak dan
kepentingannya, prinsip saling menguntungkan menuntut hak yang sama yaitu agar
semua pihak berusaha untuk saling menguntungkan satu sama lain. Prinsip ini
terutama mengakomodasi hakikat dan tujuan bisnis.
5.
Prinsip Integritas Moral
Prinsip ini menganjurkan agar orang-orang yang
menjalankan bisnis tetap dapat menjaga nama baik perusahaan. Perusahaan harus
megelola bisnisnya sedemikian rupa agar tetap dipercaya, tetap paling unggul
dan tetap yang terbaik. Dengan kata lain prinsip ini merupakan tuntutan dan
dorongan dari dalam diri pelaku bisnis dan perusahaan untuk menjadi yang
terbaik dan dibanggakan. Hal ini tercermin dalam seluruh perilaku bisnisnya
dengan siapa saja, baik keluar maupun ke dalam perusahaan.
Pengertian Stakeholders
Stakeholder merupakan dari suatu masyarakat,
kelompok, komunitas maupun individu manusia yang akan memiliki hubungan atau
kepentingan terhadap suatu organisasi dan perusahaan. Suatu masyarakat,
kelompok, komunitas maupun individu tersebut dapat dikatakan sebagai
stakeholder jika mereka memiliki karekteristik seperti yang memiliki kekuasaan
atau kepentingan terhadap organisasi maupun perusahaan.
Berdasarkan kekuatan, posisi penting, atau pengaruh stakeholder
terhadap suatu issu, stakeholder dapat kita diketegorikan kedalam beberapa
kelompok yakni stakeholder primer, sekunder maupun stakeholder kunci.
A. Stakeholder Utama (Primer)
B. Stakeholder Pendukung (Sekunder)
C. Stakeholder Kunci
UTILITARIANISME
Utilitariansime berasal dari kata Latin utilis,
kemudian menjadi kata inggrisutility yang berarti bermanfaat.
Utilitarianisme merupakan kerangka etika yang digunakan untuk membimbing kepada
tindakan moral yang efektif. Utilitarianisme didasarkan pada mengukur hal baik
dalam bentuk utilitas dan mencoba untuk memaksimalkan jumlah itu. Utilitas
sering didefinisikan sebagai kebahagian atau kesenengan, meskipun ada varian
lain, seperti kepuasan preferensi atau preferensi utilitarianisme. Dalam kata
lain, Utilitarianisme juga didefinisikan sebagai upaya untuk mencapai kebaikan
terbesar dalam jumlah terbesar. Pengertian Utilitarianisme adalah tentang
bagaimana menilai baik buruknya kebijaksanaan sosial, politik, ekonomi dan
legal secara moral. Dalam etika Utilitarianisme, manfaat dan kerugian selalu
dikaitkan dengan semua orang yang terkait.
Kriteria dan prinsip Utilitarianisme
1. Tindakan yang baik dan tepat secara moral
2. Tindakan yang bermanfaat terbesar
3. Manfaat terbesar bagi sebanyak mungkin orang
Nilai positif etika utilitarianisme
1.
Rasionalitas. Prinsip moral yang
diajukan oleh etika Utilitarianisme tidak didasarkan pada aturan-aturan yang
tidak kita pahami
2.
Sangat menghargai kebebasan setiap
pelaku moral
3.
Universalitas. Mengutamakan manfaat
atau akibat baik dari suatu tindakan bagi banyak orang yang melakukan tindakan
itu.
Kelemahan etika Utilitarianisme
1.
Etika Utilitarianisme membenarkan hak
kelompok minoritas tertentu dikorbankan demi kepentingan mayoritas
2.
Tidak pernah menganggap serius
kemauan baik seseorang
3.
Variabel yang dinilai tidak semuanya
dapat dikualifikasi
4.
Manfaat merupakan konsep yang begitu
luas sehingga dalam kenyataan praktis akan menimbulkan kesulitan yang tidak
sedikit
5.
Tidak pernah menganggap serius nilai
suatu tindakan pada dirinya sendiri dan hanya memperhatikan nilai suatu
tindakan sejauh berkaitan dengan akibatnya
TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
1. Syarat bagi
Tanggung Jawab Moral
Dalam
membahas prinsip-prinsip etika profesi dan prinsip-prinsip etika bisnis, kita
telah menyinggung tanggung jawab sebagai salah satu prinsip etika yang
penting. Persoalan polemic yang harus
dijawab pada tempat pertama adalah manakah kondisi bagi adanya tanggung
jawab moral. Manakah
kondisi yang relevan yang memungkinkan kita menuntut agar seseorang bertanggung
jawab atas tindakanya.
Paling kurang ada
tiga syarat penting bagi tanggung jawab moral. Pertama, tanggung jawab mengandaikan bahwa suatu tindakana dilakukan dengan sadar dan tahu. Tanggung
jawab hanya bisa di tuntut dari seseorang kalua ia bertindak dengan
sadar dan tahu mengenai tindakannya itu serta konsekuensi dari
tindakannya. Kalau seseorang tidak tahu mengenai baik dan buruknya
secara moral, dia dengan sendirinya tidak bisa punya tanggung jawab moral atas
tindakanya. Kedua, tanggung jawab juga mengandaikan adanya kebebasan
pad tempat pertama.Artinya, tanggung jawab hanya mungkin relevan dan dituntut
dari seseorang atas tindakanya itu dilakukan secara bebas. Ini beratrti orang
tersebut melakukan tindakan itu bukan dalam keadaan dipaksan atau terpaksa. Ia
sendiri secara bebas dan suka rela melakukan tindakan itu. Jadi, kalua
seseorang terpaksa atau dipaksa melakukan suatu tindakan, secara moral ia tidak
bisa dituntut bertanggung jawab atas tindakanya itu. Ketiga,
tanggung jawab juga mensyaratkan bahwa orang yang melakukan tindakan tertentu memang
mau melakukan tindakan itu. Ia sendiri mau dan bersedia melakukan tindakan itu.
Berdasarkan
ketiga syarat di atas, dapat disimpulkan bahwa hanya orang yang berakal budi
dan punya kemauan bebas yang bisa bertanggung jawab atas tindakannya, dan
karena itu relevan untuk menuntut pertanggung jawaban moral darinya.
Bahkan secara lebih tepat lagi, hanya orang yang telah
dapat menggunakan akal budinya secara normal dan punya
kemauan bebas atas tindakanya brada dalam kendalinya
dapat bertanggung jawab secara moral atas tindakanya.
2. Status
Perusahaan
Perusahaan adalah sebuah badan
hukum. Artinya, perusahaan dibentuk berdasarkan hukum tertentu dan disahkan
dengan hukum atau aturan legal tertentu. Itu berarti perusahaan adalah bentukan
manusia, yang eksistensinya diikat berdasarkan aturan hukum yang sah.
De George secara khusus membedakan dua macam
pandangan mengenai stastus perusahaan . Pertama, melihat perusahaan sebagai
sepenuhnya ciptaan hukum, dan Karena itu ada hanya berdasrkan hukum. Menurut
pandangan ini, perusahaan diciptakan oleh Negara dan tidak mungkin
ada tanpa Negara.
Kedua, pandangan yang tidak memusatkan perhatian pada
status legal perusahaan melainkan pada perusahaan sebagai suatu
usaha bebas dan produktif. Menurut pandangan ini, perusahaan terbentuk oleh
orang atau kelompok orang tertentu untuk melakukan kegiatan tertentu dengan
cara tertentu secara bebas demi kepentingan orang atau
orang-orang tadi. Karena
menurut pandangan kedua, perusahaan bukan bentuk negara atau masyarakat, maka
perusahaan menetapkan sendiri tujuannya dan beroperasi sedamikian
rupa untuk mencapai kepantingan para pendirinya.
3. Lingkup
Tanggung jawab Sosial
Kalau pada akhirnya bisa diterima bahwa perusahaan mempunyai
tanggung jawab moral dan social, pertanyaan menarik yang perlu dijawab adalah
apa sesungguhnya tanggung jawab social dan moral perusahaan itu. Apa saja yang
termauk dalam apa yang kita kenal sebagai tanggung jawab sosial perusahaan?.
Dengan kata lain, manakah lingkup dari tanggung jawab sosial dan moral suatu
perusahaan itu?
Pada
tempat pertama harus dikatakan bahwa tanggung jawab sosial menunjukkan
kepedulian perusahaan terhadap kepentingan pihak-pihak lain secara lebih luas
dari pada sekadar terhadap kepentingan perusahaan belaka. Dengan konsep
tanggung jawab sosial perusahaan mau dikatakan bahwa kendati secara moral
adalah baik bahwa perusahaan mengejar keuntungan , tidak dengan sendirinya
perusahaan dibenarkan untuk mencapai keuntungan itu dengan mengorbankan
kepentingan pihak-pihak lain . Artinya, keuntungan dalam bisnis tidak mesti
dicapai dengan mengorbankan kepentingan pihak lain, termasuk kepentingan
masyarakat luas. Dengan
demikian, dengan konsep tanggung jawab sosial dan moral perusahaan mau
dikatakan bahwa suatu perusahaan harus bertanggung jawab atas tindakan dan
kegiatan bisnisnya yang mempunyai pengaruh atas orang – orang tertentu,
masyarakat srta lingkungan di mana perushaan itu beropersi. Secara positif ini
berarti perusahaan harus menjalankan kegiatan bisnisnya sedemikian
rupa sehingga pada akhirnya akan dapat ikut menciptakan suatu masyarakat yang
baik dan sejahtera. Konsep tanggung jawab sosial perusahaan sesungguhnya
mengacu pada kenyataan, sebagaimana telah dikatakan diatas bahwa perusahaan
adalah badan hukum yang dibentuk oleh manusia dan terdiri dari manusia.
Dalam
perkembangan etika bisnis yang lebih mutakhir, muncul gagasan yang lebih
komprehensif mengenai lingkup tanggung jawab sosial perusahaan ini. Sampai
sekarang ada empat bidang yang dianggap dan diterima sebagai
termasuk dalam apa yang disebut sebagai tanggung jawab sosial
perusahaan.
Pertama, keterlibatan perusahaan
dalam kegiatan-kegiatan sosial yang berguna bagi kepentinganm masyarakat luas.
Keterlibatan perusahaan dalam kegiatan sosial ini secara tradisional dianggap
sebagai wujud paling pokok, bahkan satu-satunya, dari apa yang disebut sebagai
tanggung jawab sosial perusahaan.
Kedua, perusahaan telah
diuntungkan dengan mendapat hyak untuk mengelola sumber daya alam yang ada
dalam masyarakat tersebut dengan mendapatkan keuntungan- keuntungan bagi
perusahaan tersebut. Demikian pula, sampai tingkat tertentu, masyarakat telah
menyediakan tenaga-tenaga professional bagi perusahaan yang sangat berjasa
mengembangkan perusahaan tersebut. Karena itu keterlibatan sosial merupakan semacam balas
jasa terhadap masyarakat.
Ketiga, dengan tanggung jawab sosial, perusahaan
memperlibatkan komitmen moralnya untuk tidak melakukan kegiatan-kegiatan bisnis
tertentu yang dapat merugikan kepentingan masyarakat luas.
Keempat, dengan keterlibatan sosial, perusahaan tersebut
manjalin hubungan sosial yang lebih baik dengan masyarakat dan dengan demikian
perusahaan tersebut akan lebih diterima kehadiranya dalam masyarakat
tersebut.
• Keterlibatan
perusahaan dalam kegiatan sosial yang berguna bagi kepentingan masyarakat luas
• Keuntungan
ekonomis
4. Argumen yang
Menentang Perlunya Keterlibatan Sosial Perusahaan
Dari
keempat lingkup tanggung jawab sosial perusahaan diatas, lingkup pertama
menimbulkan suatu kontrovesi yang hebat yang memperlibatkan dua pandangan yang
saling bertentangan antara yang menentang dan yang mendukung perlunya
keterlibatan sosial sebagai salah satu wujud tanggung jawab sosial perusahaan.
• Tujuan utama Bisnis
adalah Mengejar Keuntungan Sebesar-besarnya
Argumen paling keras yang
menentang keterlibatan perusahaan dalam berbagai kegiatan social sebagai wujud
tanggung jawab social perusahaan adalah paham dasar bahwa tujuan utama, bahkan
satu-satunya, dari kegiatan bisnis adalah mengejar keuntungan besar.
• Tujuan yang
terbagi-bagi dan Harapan yang membingungkan
Yang mau dikatakan di sini adalah
bahwa keterlibatan sosial sebagai wujud tanggung jawab sosial perusahaan akan
menimbulkan minat dan perhatian yang bermacam ragam, yang pada akhirnya akan
mengalihkan, bahkan mengacaukan perhatian para pemimpin perusahaan. Asumsinya,
keberhasilan perushaan dalam bisnis modern penuh persaingan yang ketat sangat
ditentukan oleh konsentrasi seluruh perusahaan, yang ditentukan oleh pemimpin
perusahaan.
• Biaya
Keterlibatan Sosial
Keterlibatan sosial sebagai wujud
dari tanggung jawab sosial perusahaan malah dianggap memberatkan
masyarakat,alasanya,biaya yang digunakan untuk keterlibatan sosial perusaan itu
bukan biaya yang disediakan oleh perusaahan itu,melainkan merupakan biaya yang
telah diperhitungkan sebagai salah satu komponen dalam harga barang dan jasa
yang ditawarkan dalam pasar.
• Kurangnya
Tenaga Terampil di Bidang Kegiatan Sosial
Argumen ini menegaskan kembali
mitos bisnis amoral yang telah kita lihat di depan.Dengan argument ini mau
dikatakan bahwa para pimpinan perusahaan tidak propesional dalam membuat
pilihan dan keputusan moral.mereka hanya propfesionaldalam bidang bisnis dan
ekonomi.karena itu,perusahaan tidak punya tenaga terampil yang siap untuk
melakukan kegiatan-kegiatan sosial tertentu.
5. Argumen yang
Mendukung Perlunya Keterlibatan Sosial Perusahaan
• Kebutuhan dan
Harapan Masyarakat yang Semakin Berubah
Setiap kegiatan bisnis
dimaksudkan untuk mendatangkan keuntungan.ini tidak bias disangkal.namun dalam
masyarakat yang semakin berubah,kebutuhan dan harapan masyarakat terhadap
bisnis pun ikut berubah.karena itu,untuk bias bertahan dan berhasildalam
persaingan bisnis modern yang ketat ini,para pelaku bisnis semakin menyadari
bahwa mereka tidak bisa begitu saja hanya memusatkan perhatian pada upaya
mendatangkan keuntungan sebesar-besarnya.
• Terbatasnya
Sumber Daya Alam
Argumen ini didasarkan pada
kenyataan bahwa bumi kita ini mempunyai sumber daya alam yang terbats.bisnis
justru berlangsung dalam kenyataan ini,dengan berupaya memanfaatkan secara
bertanggung jawab dan bijaksana sumber daya alam yang terbatas itu demi memenuhikebutuhan
manusia.
• Lingkungan
Sosial yang Lebih Baik
Bisnis berlangsung dalam suatu
lingkungan sosial yang mendukung kelangsungan dan keberhasilan bisnis itu untuk
masa yang panjang.ini punya implikasi etis bahwa bisnis mempunyai kewajiban dan
tanggungjawab moral dan sosial untuk memperbaiki lingkungan sosialnya kea rah
yang lebih baik.semakin baiknya lingkungan sosial dengan sendirinya akan ikut
memperbaiki iklim bisnis yang ada.Dengan semakin sebaiknya kondisi lapangan
kerja,kekerasan sosial akibat pengangguran bisa dikurangi atau diatasi.
• Perimbangan
Tanggung Jawab dan Kekuasaan
Keterlibatan sosial
khususnya, maupun tanggung jawab sosial perusahaan secara keseluruhan, juga
dilihat sebagai suatu pengimbangan kekuasaan bisnis modern yang semakin raksasa
dewasa ini. Alasanya, bisnis mempunyai kekuaswaan sosial yang sangat besar.
Bisnis mempengaruhi lingkungan, konsumen, kondisi masyarakat bahkan kehidupan
budaya dan moral masyarakat, serta banyak bidang kehidupan lainnya.
• Bisnis
Mempunyai Sumber Daya yang Berguna
Argumen ini mau mengatakan bahwa
bisnis atau perusahaan sesungguhnya mempunyai sumber daya yang sangat potensial
dan berguna bagi masyarakat. Perusahaan tidak hanya punya dana, melainkan juga
tenaga professional dalam segala bidang yang dapat dimanfaatkan atau dapat
disumbangkan bagi kepentingan kemajuan masyarakat.
• Keuntungan
Jangka Panjang
Argumen ini mau menunjukan bahwa
bagi perusahaan \, tanggung jawab sosial secara keseluruhan, termasuk
keterlibatan perusahaan dalam berbagai kegiatan sosial, merupakan suatu nilai
yang sangat positif bagi perkembangan dan kelangsungan perusahaan itu dalam
jangka panjang. Dengan tanggung jawab dan keterlibatan sosial tercipta suatu
citra yang sangat positif di mata masyarakat mengenai perusahaan itu.
Paham Tradisional Dalam Bisnis
Dalam pahan tradisional dalam
bisnis memiliki 3 keadilan, yaitu:
A. Keadilan
Legal
Menyangkut hubungan antara individu
atau kelompok masyarakat dengan negara. Intinya adalah semua orang atau
kelompok masyarakat diperlakukan secara sama oleh negara di hadapan hukum.
B. Keadilan
Komutatif
Mengatur hubungan yang adil atau
fair antara orang yang satu dengan yang lain atau warga negara satu dengan
warga negara lainnya. Menuntut agar dalam interaksi sosial antara warga satu
dengan yang lainnya tidak boleh ada pihak yang dirugikan hak dan
kepentingannya. Jika diterapkan dalam bisnis, berarti relasi bisnis dagang
harus terjalin dlm hubungan yang setara dan seimbang antara pihak yang satu
dengan lainnya.
C. Keadilan
Distributif
Keadilan distributif (keadilan
ekonomi) adalah distribusi ekonomi yang merata atau yang dianggap merata bagi
semua warga negara. Menyangkut pembagian kekayaan ekonomi atau hasil-hasil
pembangunan. Keadilan distributif juga berkaitan dengan prinsip perlakuan yang
sama sesuai dengan aturan dan ketentuan dalam perusahaan yang juga adil dan
baik. Persoalannya apa yang menjadi dasar pembagian yang adil itu? Sejauh mana
pembagian itu dianggap adil? Dalam sistem aristokrasi, pembagian itu adil kalau
kaum ningrat mendapat lebih banyak, sementara para budaknya sedikit. Menurut
Aristoteles, distribusi ekonomi didasarkan pada prestasi dan peran masing-masing
orang dalam mengejar tujuan bersama seluruh warga negara. Dalam dunia bisnis,
setiap karyawan harus digaji sesuai dengan prestasi, tugas, dan tanggung jawab
yang diberikan kepadanya. Keadilan distributif juga berkaitan dengan prinsip
perlakuan yang sama sesuai dengan aturan dan ketentuan dalam perusahaan yang
juga adil dan baik.
[15216333]
source:
http://beniazhari.blogspot.com/2014/01/tanggung-jawab-sosial-perusahaan.html
http://lugcool.blogspot.com/2015/06/utilitarianisme.html
https://www.yuksinau.id/macam-macam-norma/#!
https://www.maxmanroe.com/vid/sosial/pengertian-norma.html
source:
http://beniazhari.blogspot.com/2014/01/tanggung-jawab-sosial-perusahaan.html
http://lugcool.blogspot.com/2015/06/utilitarianisme.html
https://www.yuksinau.id/macam-macam-norma/#!
https://www.maxmanroe.com/vid/sosial/pengertian-norma.html
Komentar
Posting Komentar